Oleh: Matroni el-Moezany* Sebagai jembatan yang menyejukkan bahwa agama pada hakikatnya lahir untuk pembebasan dari penderitaan, penindasan kekuasaan sang tiran untuk kedamaian hidup. Agama Islam dan juga agama-agama yang lainnya, seperti Kristen dan Yahudi, bahkan Budha, Hindu, dan Konghucu, semuanya untuk manusia, agar dapat berdiri bebas dihadapan Tuhannya secara benar, yang kemudian diaktualisasikan dengan taat kepada hukum-Nya, saling menyayangi dengan sesama, bertindak adil dan menjaga diri, dari perbuatan yang tidak baik serta perintah taqwa. Semua pesan sentral dari adanya pembebasannya itu di sampaikan secara jelas dalam kita suci masing-masing agama, baik al-Qur’an, Injil, Taurat, bahkan juga Wedha dan kitab-kitab suci lainya yang sarat dengan ajaran ketuhanan, cinta, moralitas dari kemanusiaan yang holistik-universal. Begitulah kata Musa Asy’Arie dalam bukunya “Dielektika Agama untuk Pembebasan Spiritual”. Pesan cinta inilah menempatkan agama berada pada posisi yang berlawan...