Sedetik Untuk Puisi

Setiap kata dan berlapis-lapis makna
Mengantar mimpi gelisah
Terkirim lewat angin mengalir huruf malam
Seperti darah tak lagi terus bertamu
Setiap jatuh menyanyikan hari
Dengan detik bertutur

Kukaryakan sekalung rindu yang rentan
Serumpun waktu hancur

Kukaryakan pada waktu, biru lengkungan setapak kata
Bergegas mencari arah nama

Tak setiap kapal sedang berlabu itu adamu

Pengok, 8 Mei 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani