Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Krisis Kesusastraan, Benarkah? [1]

Oleh: Matroni Musèrang* Opini Ahmad Tohari yang baru-baru ini di undang ke Istana Presiden tentang krisis kesusastraann membuat pikiran saya bertanya-tanya. Benarkah begitu bangsa kita ini? Benarkah pemuda kita hari ini? Ternyata ketika saya membaca proses perjalanan sastra selama 10 tahun terakhir memang benar adanya. Krisis bukan hanya dilihat dari banyak sastra dibukukan, akan tetapi krisis kesusastraan dalam hal ini adalah krisis kualitas sastra. Ukuran kualitas tentu seberapa lama dan jauh berkenalan dengan sastra, artinya berproses dengan sastra, membaca buku pendukung seperti filsafat, antropologi, sosiologi, dan sastra-budaya, (novel, esai sastra-budaya, cerpen, kritik sastra, naskah drama, puisi). Kalau kita belum berkenalan sampai jauh dan mendalam dengan mereka, jangan buru-buru mengakui dirinya sastrawan, budayawan, penyair atau apa pun indentitasnya, apalagi sampai buru-buru membuat buku dengan tujuan agar cepat dikenal dan diflmkan. Inilah salah satu penyebab men