Lorong Batu

Melewati lorong batu
Aku menemukan jiwamu menangis di sana
Air mata terlihat bening, penuh makna
Dan aku masuh dengan rasa

Entah darimana aku dapatkan
Lorong batu ini mengenangimu
Aku lekati pakai kata
Yang merengkuh kebebasanmu

Lorong batu
Yang menjerat-jerit rumpun senyummu
Sejauh bening yang bersembunyi
Hingga aku meringsutnya
Lantaran hamparan langit terus menyambut
Kekerling hening jiwamu

Aku telah membuka matahari
membiarkan dirinya terbuka
melewati lorong batu

Yogyakarta, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani