Sebagai Awal Kehampaan

Terlalu banyak aku dapatkan dari kata-kata
Sehingga kepompong pun merasa sesak untuk aku sapa

Aku tak sadar darimana kata-kata ini lahir
Puisi-puisi indah mengalir sepi
Menginginkan menjadi tuhan semuanya terbawa
Di dalam saku tuhan sendiri

Aku tak mengerti mau dibawa kemana
Padahal yang membutuhkan sudah menepi menunggu

Tak semestinya hilir musik aku baca
Dia nyaman dinikmati seperti gula jawa bercampur nyiur

Yogyakarta, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani