Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Sastra Pesantren, Katanya

Oleh: Matroni Musèrang* Awal saya mengenal istilah “sastra pesantren” ketika menjadi santri di pondok pesantren Hasyim Asy’ari Yogyakarta dari majalah Fadilah yang kebetulan pendirinya pengasuh sendiri. Namun perkenalan saya dengan sastra pesantren hanya sebatas istilah an sich , di samping saya tidak meneliti lebih jauh. Sepuluh tahun di Yogyakarta, sastra pesantren pun tidak ada pernah saya dengar lagi. Akhir-akhir ini muktamar sastra pesantren di Sukorejo yang menghasilkan rekomendasi, meskipun rekomendasi hanya bagian dari proses perjalanan acara muktamar, belum saya temukan hasil muktamar sastra pesantren di Sukorejo yang secara detil membahas apa sastra pesantren? Bagaimana bentuk sastra pesantren? Karena saya tidak memiliki kapasitas untuk membahas sastra pesantren, saya hanya ingin bermain kata-kata dalam puisi, seperti dibawa ini. Sapa rowa andhi’ tarnya’/ Arum manes e badhdhana /Sapa rowa andhi’ ana’ /Ma’ manes bibir babana. Membaca syair di atas betapa ketat Metr