Refleksi Hari KB se-Dunia,

Pentingnya Membudayakan KB Alami dan Sehat
Oleh: Matrony el-Moezany*

Sering kita melihat, membaca, dan mendengar berita tentang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dipulangkan dari Malaysia karena tidak memiliki paspor atau surat-surat dokumentasi keimigrasian lainnya. Juga beberapa TKI mendapat perlakuan tidak senonoh, bahkan disiksa atau tidak digaji oleh majikannya. Pada bagian lain ada banyak anak jalanan, gelandangan dan pengemis berkeliaran di beberapa kota di negara kita. Semua fenomena ini memperlihatkan sebagian dari wajah-wajah suram situasi tenaga kerja Indonesia dan lebih dari itu menunjukkan fakta kemiskinan di Indonesia.
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, masalah kemiskinan sepertinya tidak pernah ada habisnya. Kemiskinan identik dengan ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini masih dirasakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia maupun dunia. Ia menjadi momok bagi pelaksana pembangunan di banyak negara berkembang, tak terkecuali Indonesia
Relasi Kemiskinan dan Keluarga Berencana Kemiskinan dan Keluarga Berencana (KB) sebenarnya berelasi sangat erat. Sebuah keluarga yang dibangun tanpa perencanaan matang, bisa saja menemukan berbagai persoalan yang sulit dipecahkan seperti masalah ekonomi, jumlah anak yang terlalu banyak, pemenuhan kebutuhan anggota keluarga, masalah kesehatan, masalah pendidikan anak yang berujung pada masalah kesempatan kerja dan berbagai masalah lainnya. KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Bila setiap keluarga di Indonesia merencanakan kelahiran anak secara bertanggungjawab, maka kita akan memiliki generasi masa depan yang berkualitas dan siap pakai.Kenyataan membeludaknya TKI, pengangguran, tingginya angka kemiskinan, adanya anak jalanan, selain disebabkan oleh masalah sosial seperti kurangnya persediaan lapangan pekerjaan, rendahnya pendidikan, keterampilan dan keahlian, juga memperlihatkan salah satu indikasi belum berhasil sepenuhnya penerapan program KB di Indonesia.
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan bathin. Melalui program KB diharapkan terlahir manusia Indonesia yang berkualitas prima, yaitu manusia Indonesia yang memiliki kualitas diri antara lain beriman, cerdas, trampil, kreatif, mandiri, menguasai iptek, memiliki daya juang, bekerja keras, serta berorientasi ke depan. Karena itu KB seharusnya bukan hanya menjadi program pemerintah tetapi program dari setiap keluarga masyarakat Indonesia.

Memilih Metode KB yang aman
Sikap menghargai kehidupan diajarkan di dalam setiap agama, hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan dihargai. Anak merupakan anugerah Tuhan, buah cinta kasih suami istri. Kehadiran anak bukanlah suatu “malapetaka” atau “kegagalan”. Pemahaman dasar seperti ini perlu dimiliki oleh setiap peserta KB (akseptor). Dengan demikian cara-cara ber-KB haruslah sesuai dengan pilihan hati nurani pasangan suami-istri serta sesuai dengan agama, kebudayaan dan keyakinannya.
Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan dalam memilih metode KB. Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB, ada juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB. Hal itu sebenarnya merupakan efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga.
Para Ahli telah menemukan metode alamiah yang paling mudah dan tepat untuk mengetahui masa subur dan masa tidak subur pada wanita. Dr. Lyn- JJ Billings, pasangan suami-istri dari Australia, menemukan suatu teori bahwa ovulasi dapat diketahui dengan mengamati pengeluaran lendir dari alat vital wanita. Billings menemukan metode KB alamiah dengan cara mengamati “siklus kewanitaan”, dalam siklus tersebut terdapat masa haid (menstruasi), masa subur dan masa kering.
Masa subur adalah masa di mana persetubuhan akan menghasilkan keturunan. Sedangkan persetubuhan yang terjadi pada masa kering tidak dapat menghasilkan pembuahan (keturunan). Masa subur berlangsung sekitar tiga hari setelah masa haid ditandai dengan rasa basah (lengket seperti putih telur) pada alat vital wanita. Masa subur berlangsung antara 8 sampai 12 hari, disusul masa kering yang berlangsung sekitar 13 hari. Masa kering berakhir dengan datangnya kembali masa haid.
Panjang-pendeknya masa-masa subur tersebut berbeda-beda pada setiap wanita, karena itu perlu pengamatan serta pencatatan yang tekun dan teliti oleh akseptor. Juga harus dapat dibedakan antara lendir kesuburan pada masa basah dan lendir karena rangsangan seksual atau karena adanya jamur. Bagi akseptor yang ingin menunda atau menjarangkan kehamilan maka hubungan intim dilakukan pada masa kering, sedangkan pada masa basah dapat memilih metode alternatif seperti kondom dan senggama terputus asal dilakukan dengan tepat dan hati-hati.
Metode ovulasi Billings dikembangkan di Australia sejak tahun 1950 dan mulai disebarluaskan ke seluruh dunia sejak tahun 1964. Pada tahun 1976 mulai diperkenalkan di Indonesia oleh PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) dibantu oleh Pusat Metode Ovulasi (PUSMO). Setelah diadakan penelitian yang saksama akhirnya metode ini diterima oleh BKKBN pusat dengan surat Nomor 6668/KS/002/E2/90 tanggal 28 Desember 1990 sebagai metode KB yang sah.
Beberapa keuntungan menggunakan metode KB alamiah antara lain tidak mengubah sistem hormonal tubuh, maka tidak mengganggu kesehatan atau tidak berefek samping. Juga akseptor dapat merencanakan kelahiran anak berikutnya.
Selain itu dapat meningkatkan rasa saling pengertian, perhatian dan kasih sayang suami-istri.
Efektif atau tidaknya metode KB dalam mengatur kehamilan tergantung dari konsistensi dan ketepatan penggunanya serta metode yang dipilihnya. Keterlibatan kita mengikuti program KB berarti turut membangun bangsa dalam rangka menghasilkan generasi baru yang berkualitas prima dan tidak kalah bersaing dengan bangsa lain.
Mudah-mudahan dengan momentum Hari Keluarga Berencana Nasional 29 Juni ini, kita semua dibangunkan dan disadarkan kembali akan pentingnya Program KB, yaitu KB yang sehat dan alami, sehingga kesejahteraan dengan peduduk yang berkualitas tercapai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani