Puisi Detak Becak

Detak becak selalu aku lihat di tepi malam
Membunyikan musik diri setelah aku tanya

Becak menyembunyikan hulu yang kabur
Menangiskan bahasa senja di tubuh tumbuhan

Becak seperti cecak dalam dinding semesta
Mencari giringan iring di sela-sela rasa

Becak terjual tak seberapa basah tubuhnya
Merelakan diri tak terbayar oleh layar

Becak engkau sabar sadar menyadari
Lalu kesadaran pun mengalir sendiri
Tak terlukiskan hari-hari
Engkau menikmati jalannya matahari

Becak basah diri engkau sudah tak peduli

Becak basah duri engkau lalui
Engaku biarkan biri-biri berlari mengejar sembari
Menjejakkan sehelai mimpi siang untuk diri dan sanubari

Seperti engkau becak pun tertidur
Tapi tidak untuk diberi dan didasikan

Seperti musim dasi yang makan nasi basi
Itulah semesta termanis yang meluah untuk bangsa, katanya?
Tapi tidak untuk cecak detak becak rancak

Yogyakarta, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani