Sampai Waktu
Engkau tak lupa mengingatkan aku Sebuah kisah tak sengaja tertulis di bibir Kemewaktuan gelombang kencang menghibur mata Bertahun berwaktu dua kita berdua Engkau begitu lembut Menuliskan puisi waktu Engkau rela bermalam tanpa waktu Hanya untuk menyejukkan batu Kata-katamu sudah aku telan pelan-pelan Jadi rakyat malam sendu syahdu Mengisahkan waktu baru Diperbatasan tanya bisu Kini, walau engkau tak terlihat Masih ada rasa menatap wajah katamu Dipersimpangan bahasa rindu Pengok, 03 Agustus, 2009