Mengapa Dikedalaman Hatimu Kau Sapa?
Mengapa Dikedalaman Hatimu Kau Sapa?
Dengan sempurna aku lihat
Tak ada cela untuk kubenci
Mulus kulitmu kupandang mata
Entah siapa dan mengapa
Di hatimu yang paling dalam kuraba dengan
bahasa yang tulus
Kucincang-cincang kesempurnaan
Ternyata masih ada yang lebih
Lebih dari segala yang lebih
Sempurna dari segala yang sempurna
Mulus dari segala yang mulus
Malam kupinjam hanya untuk lebih jelas
Melihat kesempurnaan
Yogyakarta, 15 Mei, 2011
Tepi
Di tepilah
Yang membuat aku bertanya
Tentang engkau yang jauh
Tentang semu
Tentang semua yang membuat ragu
Di tepilah
Aku duduk mandang laut
Mandang danau
Bercerita waktu dan ruang
Melukiskan perjalanan
Menghabiskan jejak
Di tepi
Kuluahkan
Resah rasa
Akulah tepi
Engkaulah matahari
17-18Mei 2011
Dalam Bisik
Siapa yang mengantarkan suara bisik
Ke pulau dimana hatiku berteduh
Masihkah dalam hening
Membagi
menyimpan resah
Pada wadak-wadak cakrawala
Juga, melempar bisik itu
Pada kerinduan spiritual dan
Orang-orang berdiri tegak
Dengan keramaian teknologi
Masihkah suara itu
Memotong kesunyian yang tak panjang
Hingga bisik itu bersalaman pada malam
Dengan tangan halus dan dingin
Lalu, siapa yang memberi bisik itu
Lampu-lampu?
Lahir dari jiwa, berakhir di kata-kata
Ingatkanlah
Bisik-bisik cinta dari pertemuan
Bahasa yang menyapa lewat senja dan air sungai
Maka, kami bersetubuh mandang panjang
Memutih, hadir, mengalir
Di awal pertemuan
Di tengah ke-dalam-an
Di ujung persemaian
Semangatlah
Engkau yang menjelma hening
Dan aku yang berjalan di wajahmu
Bukankah kata-kata lahir dari rasa dan kemauan
Ya, di tengah kita
Dengan satu rasa dan saling menyapa
Pada serumpun simbol-simbol rerumputan
Aku datang
Menjemput kemenungguanmu
Hingga kita sepakat
Untuk bersama meniup bisik itu menjadi hari
yang terang
Di ruang penuh keheningan
Waduk Sermo, 2011
*Penyair
aktif di komunitas Rudal Yogyakarta

Komentar