Lagu Semalam Baca Puisi



            seratus penyair membaca jogja

Keramaian puisi 
Di tengah riuh
Wajahwajah asing mewarnai malioboro
Membaca jogja dari sudut cakrawala

Penyair datang memberi kata
Menyumbangkan rasa pada masa

tak kuasa melihat kata menangis
malam lebur bersama waktu
hingga kesunyian sedikit berbeda
menyumbangkan ketakterbatasan

membaca sedikit rumit
mencapai kebermaknaan, tapi

malam itu penyair benar-benar tahu
dimana ruang rasa harus disalurkan
dimana kata-kata harus dibiarkan
dimana bangsa harus ditukar dengan martabat harapan

orang tahu bagaimana jogja akan di jual
padahal jogja bukan milik siapa-siapa
jogja milik kemerdekaan
milik keistimewaan dan,
milik kewibawaan

8 Januari 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura