Semakin Jauh Kita Daki
sisa matahari menyala di pundak pohon siwalan dan pohon merdu
di sekujur jubahmu semua membersit hijau
menjadi alur sendu atau batu
segalanya memang tiada tapi kata
bagi koyakan keringat rindu
barang kali agar kita senantiasa mendaki dan berwaktu
memikat janji dan mimpi, biarlah matahari melupakan kalam juga sunyi
asalkan kita setia memisau
berkenan membaca mata berdebu
berapikan peluh di wajah pipi dan cakaran matahari
semakin berdarah kita daki
semakin teduh dan subur darahmu
untuk mengukir atau terbakar
di sekujur jubahmu semua membersit hijau
menjadi alur sendu atau batu
segalanya memang tiada tapi kata
bagi koyakan keringat rindu
barang kali agar kita senantiasa mendaki dan berwaktu
memikat janji dan mimpi, biarlah matahari melupakan kalam juga sunyi
asalkan kita setia memisau
berkenan membaca mata berdebu
berapikan peluh di wajah pipi dan cakaran matahari
semakin berdarah kita daki
semakin teduh dan subur darahmu
untuk mengukir atau terbakar
Komentar