Di Bawah Awan Terluka


di bawah hujan aku terluka

selain darah

luka nafas sengau

lalu kutanam pohon siwalan dalam duka

keberlindung di antara celah-celah kerinduan

kusentuh detik-detik yang mekar

kuberbisik pada batu-batu

lalu.....................?

kutulis hasrat dalam puisi

dengan tinta darah

di wajahmu tiada luka sekecilpun

di kedua tanganmu tiada baris sisa

sebuah samudera

di sana

akulah yang di kalung leher itu

kugerakkan matahari

melalui sorong wajahmu

dua orang tua pencerita kelaparan

dalam ledak keangkuhan indah itu

ia dirikan puing-puing seluruh cakrawala

dengan nama puisi luka angin samudera

Jogja, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura