Tak Usai, Selesai
Sajak-Sajak: Matroni El-Moezany*
Tak Usai, Selesai
kita sudah selesai berkata hari ini
berkata untuk apa
berkata untuk siapa
sebab kita masih menyadap kemarau lembut di hati
seusai bahasa yang katanya agung
seperti air di atas batu kemarau
kulihat basah
kulihat terang
kulihat senja
kulihat malam
demikian aku melihatnya di malammalam
Sumenep, 2008
Isyarat Kata
kaator; Gus Zainal
kau lihat semesta semua lembut
luka
sedih
marah
lapar
perjalanan
juga aku
kau tersenyum saja
karena dalam dirimu ada mata air, air mata
ada kesejukan
itulah isyarat kata
yang belum banyak kita raba, tapi
baginya senyum lebih utama
daripada berkata tanpa rupa
Sumenep, 2008
Bintang Pindah
bintang berkelindan
bersalipan jalan pindah di atas sana
mata pun bergelora memaknainya dengan sederhana
malam juga meronai ingatanku
bahwa di atas sana aku bersimpah rahasia
wajah-wajah sudah menatap rapih
persis seperti jajaran harihari
di bintang itu
aku menyelam
berenang pada air yang sulit untuk di sebut air
padahal aku sedang jalanjalan
menikmati sejarah dan inferno
sebagai buah dari kelindan kata
ah, bintang seketika berenang
memaklumi tikus-tikus berkeliaran
memakan baju-baju suci
di kursi yang basi
di atas kanvas risih
dan kau masih juga ragu
lalu, diam bernyanyi sendiri
Sumenep, 2008
Kata Ayah Padaku
kau sungguh sabar melukaiku pelanpelan
seperti kata yang sulit di tebak
daging dengan tulang
bersama tapi sendiri untuk merasa
karena aku juga demikian
lalu, kembali aku mendengar ulasan bunyi sunyi
yang tak terbahas seperti dua dari satu
bermakna alif, kata ayah padaku
Sumenep, 2008
Contak Person: 081703775741
Tak Usai, Selesai
kita sudah selesai berkata hari ini
berkata untuk apa
berkata untuk siapa
sebab kita masih menyadap kemarau lembut di hati
seusai bahasa yang katanya agung
seperti air di atas batu kemarau
kulihat basah
kulihat terang
kulihat senja
kulihat malam
demikian aku melihatnya di malammalam
Sumenep, 2008
Isyarat Kata
kaator; Gus Zainal
kau lihat semesta semua lembut
luka
sedih
marah
lapar
perjalanan
juga aku
kau tersenyum saja
karena dalam dirimu ada mata air, air mata
ada kesejukan
itulah isyarat kata
yang belum banyak kita raba, tapi
baginya senyum lebih utama
daripada berkata tanpa rupa
Sumenep, 2008
Bintang Pindah
bintang berkelindan
bersalipan jalan pindah di atas sana
mata pun bergelora memaknainya dengan sederhana
malam juga meronai ingatanku
bahwa di atas sana aku bersimpah rahasia
wajah-wajah sudah menatap rapih
persis seperti jajaran harihari
di bintang itu
aku menyelam
berenang pada air yang sulit untuk di sebut air
padahal aku sedang jalanjalan
menikmati sejarah dan inferno
sebagai buah dari kelindan kata
ah, bintang seketika berenang
memaklumi tikus-tikus berkeliaran
memakan baju-baju suci
di kursi yang basi
di atas kanvas risih
dan kau masih juga ragu
lalu, diam bernyanyi sendiri
Sumenep, 2008
Kata Ayah Padaku
kau sungguh sabar melukaiku pelanpelan
seperti kata yang sulit di tebak
daging dengan tulang
bersama tapi sendiri untuk merasa
karena aku juga demikian
lalu, kembali aku mendengar ulasan bunyi sunyi
yang tak terbahas seperti dua dari satu
bermakna alif, kata ayah padaku
Sumenep, 2008
Contak Person: 081703775741
Komentar