Di Antara Dua Musim
bisakah pagi tetap indah
sedangkan mentari tak lagi menyapa
masihkah malam memberi tenang
sedang rembulan tak lagi menampakkan wujudnya
kuingin segera berlari pada maura waktu
karena beban tak lagi kuasa kubawa
kaki yang kujejakkan pada semesta yang dulu
kuyakin mulikku
kini asing
tinggalkan aku dalam sunyi
ku menjerit dalam hening yang membisu
tiada jawaban
ku selalu bertanya
kapankah semua akan usai
terimah kasih kau telah datang malam ini, tapi
aku mohon jangan pernah beri kau jejak
jika hanya untuk berlari
cukup perih oleh waktu
yang memberiku candu
dan kutak sanggup
jika harus mengulangi
Jakarta, 2008
Komentar