Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2008

Demi Matahari

demi matahari aku buka mata menatapi luka rasa dan duka kata seusai tidur panjang di kasur semesta kulangkahkan kaki pada nada musik jiwa yang terjabar pada waktu senja demi matahari aku hadapi segala kejahatan yang belum tuntas di bahas malam aku lalui bersama luka-luka yang tanpa darah kini tinggal tengkorak yang terlukis di tepi-tepian Yogyakarta, 2008

Malioboro

Gambar
inilah Malioboro yang banyak menghasilkan Penyair. dan kini ia hanya terlihat seperti sunyi yang terkata pada semesta, mungkinkah ada rasa terluang untuk kita sampaikan pada diri dia,

Malam Tanpa Cahaya

Sajak-Sajak: Matroni el-మొఎజానీ bila malam hilang tanpa cahaya pagi seakan muram dalam pandangan matahari seusai perjalanan yang sudah jauh aku merasa tenang walau malam siasia menurutmu tapi, tubuh kita butuh bahasa untuk berbagi pada semesta karena sulit bagi kita merasakan kata-kata yang langsung hadir karena kita belum bisa merajut kembali sajak-sajak rasa Yogyakarta, 2008 Bila bila puisi terluka aku tulis di atas darah agar tersapu oleh kata tapi bila cahaya tanpa sinar aku akan melukai tubuh bulan agar tak ada lagi keterlukaan bila kau terluka tanpa darah aku kuberi rahasia agar terdiam dalam malam bila berdarah tanpa luka akan kusuguhkan rasa agar bahasa tak lagi sengsara bila menderita tanpa luka kata-kata akan lahir menemui semesta karena semuanya sudah ada bersama kita Pengok, Yogyakarta, 2008 Pertama di Dunia pada mulanya syair terlanjur terbuang, maka aku pergi sebagai orang yang pergi untuk tak mengulangi kepatahan sunyi yang terdampar pada kata kupilih jalan senja untuk r

Lebaran Di Kota Harapan

Lebaran Di Kota HarapanOleh: Rony Dwi Lestari ST* Hatiku tiba-tiba bimbang dan hilang tujuan. Hari-hariku dalam perjalanan pulang ke kampung halamanku kali ini, entah kenapa, bagaikan terombang-ambing oleh ombak yang menorehkan panggilan jiwa, bagaikan menyingkap langit menjadi kemerahan. Sementara itu, jalanan menuju pulang, sungguh lenggang seperti perjalanan lebaran di kota harapan yang ingin kuharapkan. Padahal, lebaran belum tiba. Bahkan bus yang menjengkelkan yang membawaku pulang menuju kota harapan itu belum melaju melintasi kota-kota dan hutan-hutan yang membosankan. Sekarang, aku ingin pulang. Tapi, mana kota harapanku itu. Hatiku masih bimbang dan hilag tujuan. Meskipun pagi tak lagi berkabut ketika aku akan memasuki sebuah bus dan kota, yang tak lama kemudian berhenti di sebuah terminal. Akankah aku turun ataukah aku harus turan untuk pindah bus lagi, untuk meneruskan ke kota dan cintaku yang juga harapanku atau aku cukup ke kampung halamanku. Jika aku turun di kotaku per

Bila

Sajak-sajak: Matroni el-Moezany* bila puisi terluka aku tulis di atas darah agar tersapu oleh kata tapi bila cahaya tanpa sinar aku akan melukai tubuh bulan agar tak ada lagi keterlukaan bila kau terluka tanpa darah aku kuberi rahasia agar terdiam dalam malam bila berdarah tanpa luka akan kusuguhkan rasa agar bahasa tak lagi sengsara bila menderita tanpa luka kata-kata akan lahir menemui semesta karena semuanya sudah ada bersama kita Pengok, Yogyakarta, 2008

Bahasa Sederhana dalam Malam

Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany* telah kau sandingkan malam dengan purnama malam yang datang bersuara rindu mendengar ringkik kaki bersepeda seperti hendak merelakan musikmu malam ini aku bersamamu aku tatap rembulan seakan mengenalku apa yang ngeri di jiwa pelan dan sejuk kau sampaikan guguran kata di luar sana kita lahir untuk bertanya bisikmu, di teras purnama kita semakin risau oleh harapan kosong, kelahiran kita hanya pantas hanya ber-tanya untuk sebuah bahasa sederhana dalam malam sayup tiang lauspeker terdengar suara sejuk kelahiran kita adalah kerisauan kita adalah bangsa yang merumpun kekurangan kita hanya pantas ber-tanya jeruk kecut menganggu lidah percakapan deru kereta memecah ketertiduran tak berdetak pada malam yang penuh kegelapan di gerus tuli dan buta negeri kelam kita hanya panyas ber-tanya? Yogyakarta, 2008 Suara Sederhana dalam Malam terdengar suara malam yang sungguh menyejukkan jiwa dari cakrawala sungguh mengugah barangkali nyanyian bayi yang belum sempat aku sa