Siapakah Pahlawan Hari Ini?

 

Oleh: Matroni Muserang*

 Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari kegiatan yang diadakan pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura tengan tajuk “Ngaji Kebangsaan” yang menjadi penyaji Dr. K.H Maimon Syamsuddin, M,Ag dari pesantren Annuqayah daerah selatan. Kegelisahannya begini, apa hubungan antara lomba agustusan dengan kemerdekaan?

Ternyata sama, saya menulis refleksi kemerdekaan yang ke-77 tahun 2022 (Matroni Muserang, Kemerdekaan: Antara Tragedi dan Komedi, 2022) isinya semarak lomba, gerak jalan, dan sederet keramaian lain yang jauh dari spirit perjuangan dan substansi kemerdekaan. Entah sampai kapan kemerdekaan ini dihiasi dengan baju game.

“mati”nya substansi kemerdekaan ini sebenarnya kita yang membunuh, mengapa? Karena kita kurang belajar atau kurang ajar kalau istilahnya Kiai Maimon. Karena kurang ajar inilah kita menjadi “bodoh”. Orang bodoh itu beban negara, repot sendiri dan merepotkan orang lain, kata Kiai Maimon. Lalu bagaimana agar tidak kurang ajar?

Pertama kita harus mampu bersyukur dengan kemerdekaan, hari ini kita tidak berperang dengan menggunakan alat bambu runcing, dan tembak serta bom. Akan tetapi kita berperang melawan kebodohan. Bodoh bagi saya bukan berarti ia tidak belajar, siswa, santri, guru, dosen, ulama atau kiai bisa bodoh, jika ilmu yang dimiliki masih dipahami hitam di atas putih (teks/bayani) tanpa ada upaya pemikiran untuk memadukan dengan realitas.

Artinya kebodohan itu ada lantaran ilmu dipahami hanya berjalan di atas teks, sehingga yang dihasilan orang-orang teks dan tukang-tukang teks, sehingga manusia di anggap teks mati yang tak berubah dan tak berkembang. Dalam konteks kemerdekaan, jika yang mengisi kemerdekaan ini adalah orang-orang bodoh yang saya sebutkan itu, maka selamanya kemerdekaan hanya akan menjadi bulan-bulanan yang isinya lucu-lucuan, dan lelucon, lalu dimanakah kesejatian merdeka? Ya mati. Siapa yang membunuh? Orang bodoh.

Korupsi itu ada karena koruptor itu bodoh. Ambisi (rakus) kekuasaan juga sifat bodoh. Lalu siapa yang tidak bodoh, yaitu pahlawan. Siapa pahlawan hari ini? Ya kiai. Kiai atau guru yang sampai tua mengajar tanpa iming apa-apa, mendoakan siswa atau santrinya bahkan berpuasa untuk santri dan siswanya serta menafkahkan harta bendanya untuk santri dan siswanya demi masa depan santri dan siswanya. Itulah pahlawan hari ini.

Apakah pahlawan seperti itu hari ini ada? Jawabannya ada di masing-masing engkau yang merasa kiai atau guru yang memiliki spirit kepahlawanan hari ini. Saya dua hari yang lalu bertanya sama siswa TK-B dan MI kelas 1-4 siapa pahlawan bangsa Indonesia? Tak satupun mereka ada yang menjawab benar. Lalu selama ini guru mengajarkan apa?

 

Battangan, 22 Agustus 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan Puisi dan Filsafat

Celurit, Simbol Filsafat Madura