Takut dan Gegabah; Sebuah Tindakan Hina

 Oleh: Matroni Musèrang*


Di tengah keserbacepatan dalam segala hal, dan di tengah kecamukketakberdayaan dada oleh serbuan teknologi yang disebabkan sains modern, kini justeru ada kitab yang menegur kita untuk tidak boleh takut dan gegabah dalam segala hal, termasuk menjalankan hidup dan kehidupan.

Di dalam kitab Idatun Nasi’in yang ditulis oleh Syaikh Mustafa Ghalani sebuah kitab yang cukup menarik dan mengelitik, khususnya pemuda, dan kebetulan kitab ini dijadikan rujukan dalam kegiatan rutin MDS Lijalul Ansor Gapura Timur yang diadakan setiap bulan sekali dengan pindah mushallah ke mushalla lain se desa Gapura Timur, yang diketuai Kiai muda Mundzir Jundullah.

Dan kebetulan malam ini (01/Januari/2022) bertepatan di mushallah As-Saleh Kampung Battangan. Seperti biasa, kegiatan di mulai dengan pembacaan shalawat nariyah 41 kali dan dilanjutkan pembacaan kitab.

Jika seorang pemimpin takut dalam memperjuangkan rakyatnya, maka masyarakat akan tertipu bahkan masyarakat akan diperlakukan jahat oleh orang lain, oleh karenanya itu menjadi pemuda atau pemimpin harus berani, sebab takut dan pengecut merupakan sifat yang hina. Maka kita harus mampu dan berani melindungi masyarakat untuk mencapai kehormatan, (halaman, 27).

Masyarakat akan terhormat dan makmur itu tergantung sejauh mana pemimpin kita itu berani dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, meskipun di zaman ini memperjuangkan kebenaran aka nada banyak orang yang membully bahkan dihina.

Betapa mahal harga sebuah kebenaran dan keadilan, bila di tengah kecamuk ketakberdayaan manusia ada satu pemimpin yang mau dan berani untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan masyarakat.  

Di samping sifat takut yang menyebabkan masyarakat kita tidak terhormat dan terhina, ada juga sifat gegabah yang membuat kita gagal dalam menjalankan cita-cita.

Sifat gegabah akan menghasilkan perjuangan yang hampa, seperti cerita Hunain (halaman, 28). Oleh karena itu, perencanaan itu menjadi penting dalam sebuah misi agar mencapai buah yang dibutuhkan, sebab pekerjaan tanpa perencanaan yang matang akan “tergelincir” bahkan gagal. Maka hindarilah sifat pengecut and gegabah.

Pengecut akan mengantarkan derajat masyarakat yang tidak terhormat bahkan diperdaya oleh orang lain, sementara sifat gegabah akan melahirkan masyarakat yang selalu gagal dalam menciptakan masyarakat yang madani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Pentingnya Etika Memilih Guru dalam Keilmuan