Ruang Sunyi



aku sudah tertanya
"mengapa rumah ini sunyi"
kerumunan gelap
kulihat perawan kunang berkata
"aku sedang mencarimu"
memicu langkah
dandanan wajahmu

Aku terasa tetap hampa tanpa sinar
walau secercah bayang
mengelupas kata

Matahari aku rindu
pada kelopak bunga layu
di tangan lembut
kesunyianmu

Aroma yang kau kasih
membuat gelap jadi samar
dalam langkah jari-jari kaki

Kebisingan terkuak
di ruang waktu
terkulai sengkarut lugu

Di tengah rumpun cerah
aku merayu tuhan
tak terimah seongkuk kata
karena nyawa singgah di ronggongan

Aku hanya geleng-geleng
di atas tumpukan masa
terjuntai di balik sukma kealpaan

Memang susah
adakah "susah" yang tak selesai kata
kemalangan di masa silam
kembali lahir
menampakkan lidahnya
untuk berkata
"aku sedang mencarimu"

Yogyakarta, 2007

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura