Ombak Pantai Salopeng


tubuhmu tertutup bukit pasir dan lisptik cemara
pelan angin menyapu keringatmu
dari terpaan panas mesin penguasa

di tepian kau tanam nyiur-nyiur manja
yang kau ambil sebagai minyak goreng
dan kau jadikan sumber pendapatan
tapi kini tak ada
kau lebih suka belanja
melabuhkan diri pada senja dan kesementaraan

walau kau tak punya sawah yang merapat di dada
cukuplah cinta yang mengakar di kedalaman jiwa

bila kau punya sawah dan tegal
akankah kau berikan tanah-tanahmu pada waktu?

Padahal kau tahu bahwa waktu berwaktu

Battangan, April, 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani