Kampung Pasir, Legung




aku tidur di hamparan pasir halaman dadamu
melihat ke atap rumah
melihat pikiran bintang masa depan

apa yang akan terjadi nanti, di sini
di rumah-rumah pengetahuan
rumah bersemayamnya roh zaman
menyelinap tanpa pikiran dan kata
dan nenek tua yang tak tahu
tentang doa-doa rahasia
yang menyelinap dibalik gelombang harapan

petik laut dan lodruk sarapan syukur laut
legung tak dimengerti seperti apa
ia hanya nama tanpa sejarah

Kampung pasir yang tiba-tiba ada
cukup tanda tanpa rumah
cukup tawa tanpa bara
hingga kau terlena oleh penghisap ikan asap
yang mengepul dari sasap

kau tidak tahu
akan bertahan berapa lama ikan-ikan tongkol Legung
menerpa wajah pagi ditepian matahari
bila bibir gelombang dan pori-pori batu
menerjang tubuh sepi

Battangan, November 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani