Berjalan dalam Jiwa
Setelah Niji berkata bagaimana proses menjadi keringat yang berbuah ranum. Dalam kesendiriannyalah Niji merenung penuh, tak ada satu pun rasa untuk menjadi siapa dan apa, tapi yang dalam renungan Niji adalah ketakutan terhadap dirinya sendiri, ketika Tuhan memanggil semua orang yang ada di dunia ini kehadapanNya, Niji sendiri tidak tahu siapa dan apa sehingga hanya Tuhan yang Niji takuti selama ini. Sebab Niji hidup sejak dulu hanya bersama orang tua, tetangga, saudara, dan wanita, dalam hidupnya Niji tak ada Tuhan yang datang silaturrahmi ke rumahku. Tidak ada. Kalau seperti ini, siapa yang akan melangkahkan kakiku untuk sampai pada puncak gunung keabadian, kata-kataku yang selama ini menjadi jembatan dan makanan setiap hari. Sepertinya Niji harus mencari dalam kesadarannya sendiri, tak boleh ada orang yang Niji lewatkan dalam perjalanan ini. Sebab guru mengajari Niji untuk tetap dalam dirinya sendiri. Entah apa dirinya sendiri bagi diriku sendiri? Niji sendiri tidak mengerti...