Terima Kasih Para Penulis Pengantin Ulifa Dan Matroni
Oleh: Matroni Muserang*
Kepada para penulis “Pengantin: Senarai Kisah Cinta Matroni &
Ulifa” yang “diuntukkan” bagi saya dan isteri saya (Ulifa). Kata terima
kasih sebuah kata sederhana dan kadang tidak cukup untuk dijadikan bahasa yang
pas sebagai ucapan bagi seorang yang memberikan “sesuatu” terhadap saya dan
isteri saya. Namun, kata terima kasih tetap saya dan isteri sampaikan kepada beliau-beliau
yang sudi dan rela menuliskan hal yang bernilai dan substansial bagi saya dan
isteri saya, walaupun ada sedikit kritikan dan masukan yang cukup kontruktif
bagi keberlanjutan hidup kami. Terima kasih yang tak terbatas bagi beliau para
penulis, penyair, cerpenis, esais, dan sastrawan yang sudi dan lega dalam
memberikan sebongkah tulisan, bagi kami tulisan jenengan-jenengan merupakan silaturrahmi
ilmiah atau silaturrahmi kata yang cukup bernilai bagi kami, terima kasih,
semoga berkah, dhahiran wabathinan. Amin.
Mahwi
Air Tawar
penulis asal Legung, Sumenep, sebagai guru sekaligus teman saya, yang banyak
memberikan cakrawala imajinasi dalam kepenulisan, saya mengenal beliau pertama
kali dari tulisan-tulisan beliau di Koran sejak saat itulah saya ingin sekali menghisap
pengetahuan dari beliau. Beliau yang bertempat tinggal berdampingan dengan Joni
Ariadinata (cerpenis), Gamping, Sleman, Yogyakarta ini bersama isteri dan anaknya Are, tepat di
pinggir Kalibedok, tempat yang cukup sunyi, nyaman untuk berdiskusi dan belajar.
Seringkali saya bermain ke sana dari UIN
SUKA ke Gamping dengan mengendarai onthel, hanya untuk mendapatkan kesegaran
ide dan semangat menulis, namun jika saya tak datang ke rumah beliau, justeru
beliaulah yang main ke tempat saya, betapa tak cukup jika hanya kata “terima
kasih/matorsakalangkong” diberikan kepada guru yang memiliki semangat untuk
memberikan pengetahuan kepada anak didiknya yang diselingi dengan gurauan yang
menyenangkan.
Ahmad
Mukhlis Amrin,
penulis asal Candi, Sumenep ini, guru dan teman saya, ketika memberikan
pengetahuan luar biasa semangat, bahkan kalau saya punya tulisan, sering
dicercah habis-habisan, namun cercahan itu sebenarnya mengandung nilai
pendidikan karakter kepenulisan yang luar biasa bagi saya untuk terus menulis
agar lebih baik, .
Sindiran dan gaya yang khas dimiliki
guru yang satu ini memang membuat saya harus banyak belajar dari beliau, namun
beliau dalam tulisannya ada kritikan yang cukup berkesan bagi saya, wajar sebab
beliau belum tahu bagaimana saya berpolitik cinta dengan pacar saya, tapi tidak
apa-apa, sebab apa pun yang ditulis beliau adalah sebuah santunan nilai bagi
jiwa dan pikiran saya. Maka ucapan terima kasih tak pantas rasanya saya berikan
pada kepada beliau, hanya balasan Tuhanlah yang mampu dan pantas diberikan
kepada beliau, kini beliau di samping sebagai penulis, juga sebagai pengusaha
Krupuk Bhakti Rantani yang menyebar di seluruh Yogyakarta yang didukung penuh
oleh isteri tercintanya mbk Azizah Hefni juga sebagai penulis dan ibu.
Iman
Budhi Sentosa,
penyair senior Yogyakarta, beliau adalah guru saya yang alim, yang selalu
memberikan motivasi bagi penulis yang serius dalam belajar menulis. Guru yang
tidak memandang siapa dan dari mana, yang penting memiliki niat yang serius dan
sungguh-sungguh maka beliau dengan senang hati akan memberikan pengetahuan dan semangat
kenulisan. Teima kasih yang tak terhingga, atas tulisan, ditengah sibuk dan
sumpeknya Yogyakarta, beliau masih sempat untuk menyumbangkan puisinya bagi
saya dan isteri saya.
F.
Rizal Alief,
penyair yang satu ini, guru sekaligus teman curhat, teman pondok di Hasyim
Asy’Ari asuhan Zainal Arifin Thaha (alm), teman kamar, sekaligus teman
jalan-jalan, mengelilingi kota Yogyakarta dengan jalan kaki dan sepeda onthel. Berjalan
untuk berguru pada semesta.
Kak
Khairul Umam,
beliau kakak ipar saya sekaligus teman menulis, yang banyak membantu dalam
menerbitkan buku ini, cangkolang sebenarnya saya, karena sampai hari ini saya
belum bisa abhasa (engki/bunten) pada
beliau, semoga dengan tidak abhasanya saya di ampuni dosa-dosa saya, amin,
terima kasih atas tulisan pengantarnya, semoga berkah, dhahiron-wabathinan,
amin. Yang dibantu oleh Marsus Banjar
Barat, teman dan tetanngga saya di rumah, yang cukup produktif menulis,
walau pun beliau sibuk kuliah di pascasarjana UIN SUKA, namun beliau masih
sempat menulis dan mengurus proses penerbitan ini, terima kasih sudah rela dan
sudi memberikan tulisan dan waktumu pada kami.
Wahyudi
Kaha,
teman seperjuangan, jarang kita bertemu, namun bersama dalam kepenulisan dan
diskusi. Salama elmie, adik yang
manja, sering ngeyel jika diberi nasehat, namun tetap produktif menulis di
tengah sibuknya tugas kampus, sering sakit, jualan pulsa, jualan krupuk ke
pintu-pintu kost kakak-kakaknya untuk belajar mendidik mental dan belajar
mandiri, semoga berkah dan terima kasih sudah memberikan puisi buat mbk Ulifa
dan kakakmu Matroni Muserang. Semoga kau cepat menyusul mbk dan kakakmu menikah
dengan seseorang yang kamu cintai.
Cinung
Azizy,
temat curhat, teman seperjuangan, teman yang kadang datang ke kost untuk
sekedar mengeluarkan airmata, lalu lega ketika musyawarah, tak jarang kita
berjalan ke Mahwi dan Mukhlis untuk belajar dan sharing tentang kepenulisan,
kini kau sudah menjadi ibu, semoga menjadi ibu yang baik, dan mendapatkan buah
hati yang baik, amin, terima kasih saya dan isteriku sampaikan, tulisanmu bagian
dari silaturrahmimu. Hasan Albanna,
saudara dan tetanggaku dirumah, teman sejak kecil, terima kasih atas tulisanmu
yang baik. Fajri Andika, laki-laki
play boy, menulis puisi jika suka cewek dan cewek itu tak menerima beliau, wajar
jika beliau seringkalah dengan saya dalam dunia kepenulisan, terutama di Koran,
hehehe. Homaedi teman dunia
kepenulisan dan teman FB, terima kasih atas kesudianmu memberikan tulisan yang
bernilai ini.
A.
Warist Rovi
guru dan teman saya ini banyak memberikan diksi-diksi lain untuk terus belajar
menulis dan membaca, terima kasih sudah meluangan waktu dengan kesibukan
menjadi TU. Badrul Munir Chair dan Dirga
Ruhu Diyantara teman diskusi di komunitas masyarakat bawa pohon, terima
kasih dari kami. En Kurliadi teman
FB yang belum pernah bertemu dengan saya, yang sudah rela dan terima kasih,
kami sampaikan. Hariyono Nur Kholis
teman kost dan teman diskusi di komunitas Rudal, matorsakalangkong. Julia Hartini teman baru saya, karena
belum bertatap muka, terima kasih dari kami sudah sudi menyumbangkan karyanya. Khairi Esa Anwar teman diskusi, terima
kasih. Latief S Nugroho teman dan
musuh dalam berdiskusi, terima kasih sudah memberikan cover yang luar biasa
indah, terima yang tak terhingga kami sampaikan buat jenengan dan isteri
jenengan.
Maniro
AF
teman yang satu punya rambut sedikit malu, karena tidak panjang dan tidak
pendek, rambut malu-malu, terima kasih, moga beliau cepat menyusul dan
produktif. Moh. Ghofron Cholid teman
fb yang belum bertemu langsung dengan saya, terima kasih atas kesudian beliau
bersilaturrahmi pengantin. Ons Ontoro
teman dan Derektur Rumah Tembi Budaya ini banyak memberikan pengetahuan dengan
diskusi di angkringan Tembi, matur Nuwun sanget atas karyanya yang sudah
memberikan semangat tersendiri bagi saya pribadi dalam menjalani kehidupan
baru. Safitri el Khansa teman dari
pondok Pena Porwokerto yang merelakan waktunya untuk kami, terima kasih Eka. Sigit Sugito teman yang jadi punggawa
komunitas sastrawan mataram di Malioboro, matur nuwun sudah memberikan karya
yang baik bagi kami. Sule Subaweh teman
seperjuangan membuat kobhung di pinggir Kali Bedok, tepat di rumahnya Mahwi Air
Tawar dengan tawa dan diskusi melulu, hingga kerjaan membuat kobhung ambu
radul, hahahaha, matorsakalangkong atas gurauannya yang membuat airkali bedok
semakin dingin dan diam melihat kita belajar membuat kobhung milik Kiai Mahwi
Air Tawar.
Terakhir kepada Keleles Publishing Yogyakarta yang sudah mau menerbitkan buku
pengantin ini, semoga tambah jaya dan barokah. Amin.
Battangan, 17 Juni 2015
Komentar