Merasa ada.

dalam sehari semalam aku tidur tiga kali berturut-turut, entah kenapa, tiba-tiba seperti itu, padahal aku tidak memiliki kebiasaan seperti itu? inilah kejadian yang menimpa adaku, tapi malam itu, sekitar jam 2 dini hari, saya di telfon ma guruku, menawarkan banyak ilmu, dan beliau menyebut nama ilmu HIKMAH yang selama ini saya cari dan saya ingin sekali belajar. dan setelah saya selesai kuliah s2,ku di Jogja, aku akan belajar HIKMAH tersebut.
pagi-pagi, siang dan magrib, saya pun merenung sambil membaca buku, dengan semangat dan fokus untuk mengejar ilmu HIKMAH yang di ceritakan sang guru, walau pun keseharian orang-orang sibuk dengan waktu dan mengejar materi, aku sedang mengejar ilmu HIKMAH demi masa depan. entah apa yang membuat aku harus seperti itu, hidup sederhana adalah jalan terbaikku dengan tidak melanggar aturan tuhan dan tidak berhenti membaca dan menulis untuk selamanya.
menulis adalah semestaku
membaca adalah ladangku
itulah mengapa adaku semakin berarti.
mungkin itulah yang di sebut Pram sebagai tugas kemanusiaan.

tugas kemanusiaan ternyata untuk saat ini benar-benar di sikat ketika dilihat oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik. sastra dan filsafat yang memiliki andil dalam membangun moral dan pemikiran yang berbasis kemanusiaan justeru diberantas oleh kepentingan kapitalis. sastra yang kini bahkan sejak lama di Indonesia memiliki peran yang minim bahkan tidak diakui oleh penguasa, karena jelas penguasa lebih mengedepankan uang daripada rakyat. rakyat hanya diperalat untuk mendapat kekuasaan, penguasa rela mengeluarkan uang miliaran, sementara gajinya tiap bulan tidak sampai segitu, lalu mau dapat dari mana? maka yang terjadi adalah korupsi berjamaah.
negara dengan pemimpin bodoh, dulu pembak gorontalo mengekspor sapi ke malaysia tapi di stop pemerintah eh gak tahunya malah impor sapi untuk di korupsi berjamaah (5 Februari 2013, 16;32;27) dan sepertinya politik menjelang 2014 kian busuk dan menyebalkan, negara tanpa rakyat yang berdaulat seperti orang miskin dijajah orang kaya dan penguasa (31 Januari, 2013, 10;51;39).
termasuk kenaikan tarif kereta terutama kelas ekonomi adalah bagian dari kontruksi kapitalis untuk menggusur image kereta rakyat, asongan dan PKL yang sudah puluhan tahun di stasiun akan dilenyapkan di ganti waralaba dan makanan franchise (6 April, 2013, 11;04;12).
sastra dan filsafat harus mampu melihat realitas ini semua. bagaimana mengolah menjadi puisi, karena penguasa sudah seperti itu.

catatan, 8-9 April 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

SADAR, MENYADARI, KESADARAN

Matinya Pertanian di Negara Petani