Aku yang Sadar dan Wanita Hamil

kemaren sehabis magrib aku berjalan menuju Taman Kuliner bersama Mufied, malam yang dingin sambil menaiki motor jelek, tapi sampai juga di tujuan. di jalan bimo sakti aku melihat wanita hamil, Fit, wanita hamil itu memperlihatkan kalau wanita benar-benar agung dan istimewa. wanita memang seperti itu Ron, kata Mufid, tapi Fit, imbuhku, aku sampai detik ini tak mengerti dengan wanita. justeru ketakmengertianku pada wanita, justeru wanita itu semakin agung di depanku. betapa tidak? Tuhan memberikan konsep ketakmengertian pada wanita.
ketakmengertian ini di ciptakan oleh Tuhan di dalam diri wanita, sehingga sosok wanita selalu menyimpan rahasia, yang harus terus-menerus di kuak dan dibaca oleh aku sebagai laki-laki. akhirnya aku sadar bahwa wanita yang memiliki roh, karomah dan ilmu harus dihormati dan di hargai sebagai manusia. dan aku sebagai penyair yang selalu peka terhadap lingkungan dan keadaan, maka sastra menyuruhku untuk di tuliskan, entah jadi puisi, cerpen, esai, dan filsafat, karena menulis adalah tempat dimana kita menjadi ADA dan sejarah selalu mengelus dan mencatat dalam dirinya.
lagi-lagi sastra selalu menjadi teman terbaikku dalam merayu kepekaan, menulis dan selalu memanjakan aku dalam menjalani hidup. aku yang sadar, siapa aku sebenarnya, pertanyaan itu kadang menyuruhku bermawas diri dalam memilih pasangan hidup. wanita yang hamil itu adalah sosok yang agung, lemah lembut, menerima apa adanya, selalu setia, sabar. akhirnya aku yang sadar harus membaca wanita, siapa wanita yang pantas untu diriku, tentu hal itu harus berangkat dari siapa aku. karena ada banyak wanita yang sangat cerdas dalam memainkan peranan rasa, laki-laki bahlan suaminya pun kadang dipermainkan (naudzu billah), tapi aku yakin wanita yang memiliki kesabaran, kesetiaan, menerima apa adanya, lemah lembut itulah wanita yang agungm. yang aku maksudkan di atas.

catatan, 12 April 2013, malam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

SADAR, MENYADARI, KESADARAN

Matinya Pertanian di Negara Petani