Kebudayaan Sastra Romantis
Oleh: Matrony el-Moezany* Dalam kebudayaan sastra. Sastra tidak lepas dari romatisme-romantisme di dalam kata-kata walau sebagian sastrawan atau penyair memilih kata-kata yang membakar api para politik dan para pelacur yang memang jelas tanpa tanda dan simbol, tapi yang namannya sastra itu tidak akan pernah lepas dari estetika kata-kata. Sebab kesusastraan diakibatkan oleh perluasan sampai tingkatan yang mendefinisikan dalam terma-terma semantik dengan menghubungkan antara makna premer dan makna sekunder yang ada di dalamnya. Sekunder yang melingkupi objek-objek yang diketahui, membuka karya bagi beberapa pembacaan. Di antara pemahaman dan eksplanasi dalam romantisme, itu bersifat epistemologi dan ontologis. Ia mempertentangkan dua metodologi dan tiga lingkup realitas, alam, pikiran dan rasa. Suatu distribusi berbeda akan konsep pemahaman, eksplanasi dan interpretasi yang digugestikan oleh analisa wacana yang dihasilkan sebagai sebuah peristiwa, maka kita dapat memaham...