Waktu




Malam menjelma pagi, alam sedikit menampakkan wajahnya, bumi Jogja semakin galau tak menentu, ketika itu Jogja membutuhkan kehijauan alam yang lahir dari orang-orang suci.
Jika Jogja semakin nyata, mencari kesabaran daun-daun, maka lahirlah saling menuding, hingga siapa yang harus dan siapa yang mesti menjadi nalar yang tergesah-gesah.
Maka jangan tidur sewaktu menawarkan salam
Apa yang bisa aku berikan pada peminta-minta, jika diri tak mampu aku kenali, aku ingin menidurkan kemiskinan menjadi kesederhanaan.

Jogja, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura