Puisi. Dimanakah Kuburmu?
Oleh: Matroni el-Moezany* Akhir-akhir ini kita banyak berdiskusi tentang penyair atau kepenyairan, akan tetapi jarang kita menemukan diskusi apa itu puisi? Bagaimana puisi itu seharusnya? Mengapa harus puisi? Siapa puisi itu sebenarnya? Berangkat dari pertanyaan inilah, kemudian puisi akhir-akhir ini hanya berada di ruang-ruang koran dan di ruang-ruang diskusi setelah itu hilanglah puisi. Lalu kemana puisi itu sebenarnya mengalir, tidur dan “mati” dimana? “Mati” bukan berarti puisi itu terkubur dan tidak dibaca dan di tulis, akan tetapi “mati” yang maksud adalah “mati” dalam ranah apresiasi, baik dari kalangan penguasa, kalangan penerbit, dikalangan anak-anak didik dan negara masa kini. Maka “mati” di sini adalah kurangnya penghargaan terhadap semua penulis. Kalau kita berkaca ke negara tetangga (Malaysia) di sana ada penyair negara. Jadi apresiasinya begitu besar terhadap para penulis. Indonesia saat ini belum ada hal itu dan ini di aku oleh semua kalangan penulis, terutama penuli...