Penghijauan Harus Organik

Oleh: Matroni el-Moezany*

Hutan dan pertanianlah yang harus hijau. Ketika berbicara penghijuan, tentunya kita harus menanam pohon dan bertani. Maka kita tidak boleh lepas dari benih. Benih hal penting untuk kita tahu. Benih sumber kehidupan. Benih adalah masa depan. Benih menjadi objek untuk melihat sejauh mana penghijauan yang kita gembor-gemborkan selama ini. Apakah benar penghijauan yang ada lahir dari benil lokal?
Tidak cukup kita berkampanye penghijauan. Sangat luas ketika harus berbicara penghijauan, karena akan terkait dengan benih, dan organik. Nusantara adalah negara pertanian. Benih dan pupuk kita memiliki sendiri. Pertanyaanya yang kemudian, mengapa kita harus menggunakan pupuk buatan labolatorium? Padahal alam nusantara sudah banyak menyediakan pupuk yang lebih baik daripada pupuk produk labolatorium. Pupuk organik misalnya.
Mengapa penghijauan harus organik? Organik adalah benih lokal, benih nusantara. Benih milik kita sendiri. Jadi benih lokal inilah yang harus kita tanam untuk menciptakan penghijauan alam nusantara. Mengapa? Menurut pakar organik Frank Utomo yang biasa di panggil Hendro mengatakan bahwa pupuk kimia bukan malah menyuburkan tanah dan alam, akan tetapi pupuk kimia justru merusak alam dan tanah nusantara.
Ada dua kata FrankUtomo ketika kita ingin ber-organik ria, pertama organik yang ber-sertifikat dalam hal ini adalah formalitas negara, ke dua organik sebagai proses dalam hal ini adalah kita menghargai proses bagaimana para petani berproses dalam menciptakan organik. Memang membutuhkan perjuangan dan idealisme dalam membumikan organik di nusantara, karena ingin ber-organik kita akan dibenturkan dengan perusahaan besar yang ada di nusantara. Dalam hal inilah dibutuhkan idealisme dan perjuangan bersama petani. Selama ini petani pelan-pelan dilemahkan, mulai dari benih, pupuk, dan pemasarannya.
Sungguh aneh ketika petani sebagai prosen, tapi ketika ingin menjual justru yang menentukan harga adalah pasar global. Akan tetapi dalam dunia organik, semua yang menentukan adalah petani. Jadi semua hal tergantung pada petani. Jadi kalau kita ingin menciptakan penghijauan bumi nusantara, maka tanaman organik harus kita perjuangkan. Benih organik milik kita. Milik bumi nusantara tercinta. Karena benih organik adalah benih lokal. Jadi sangat penting untuk kita perjuangkan kembali di lingkungan kita sendiri. Agar benih lokal tidak di ambil kembali oleh orang asing.

Mengapa harus diperjuangkan?
Menurut Frank Otomu, dulu saya mengambil dua biji di Philipina, saya bawa ke Kulonprogo, ditanam sampai sekarang, dua biji itu saya perjuangkan sehingga lumayan banyak. Bahkan keluarga Cendana sejak dulu memang memakan beras organik. Mengapa kita tidak?.
Untuk itulah penghijuan harus mengarah ke benih lokal yaitu organik. Di samping tidak mahal, karena alam sudah menyediakan, juga banyak mengandung energi kesehatan untuk tubuh kita.
Benih lokal itu pernah hilang dari bumi nusantara, bahkan sengaja dihilangkan. Jadi ketika sekarang sudah mulai ada, maka perjuangan untuk menjaga benih lokal harus kita galakkan, agar petani tidak lagi menjadi korban kehausan pemimpin bangsa kita.
Alam nusantara sangat kaya, mengapa kita tidak menggunakan alam kita sendiri? Alam nusantara banyak menyimpan pupuk yang luar biasa bagusnya daripada pupuk-pupuk yang ada sekarang. Kalau berhitung dari segi ekonomi, pupuk organik lebih murah dari pada pupuk kimia, karena pupuk organik sudah ada di depan mata kita sendiri. Tinggal bagaimana kita mengolah dan mengemasnya.
Tidak dapat dipungkiri ketika kita ingin ber-organik ria yang pertama kali menjadi musuh kita adalah perusahaan besar bahkan negara. Mengapa tidak, perusahaan global akan rugi ketika petani tidak membeli pupuk mereka. Contoh sederhana Indonesia mayoritas petani, jadi kalau semua atau sebagian petani sudah menggunakan pupuk organik, perusahaan global tidak akan tinggal diam, perusahaan akan berusaha dan mencari cara baru untuk tetap merayu petani bahkan melawan petani. Di sinilah petani membutuhkan idealisme, keberanian dan perjuangan untuk melawan perusahaan global yang sejak dulu sudah meninabobokkan kita.
Walau pun hanya seribu satu masyarakat kita yang memiliki idealisme, akan tetapi itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Karena yang satu itulah yang kemudian melahirkan dua, tiga bahkan jutaan orang untuk memperjuangkan nusantara dari penjajah yang berdarah dingin ini. Mengapa saya berkata demikian, karena sampai detik ini sebenarnya kita di jajah. Hanya saja kita tidak menyadari hal itu. Semua sendi-sendi kehidupan masyarakat nusantara dilemahkan, mulai dari benih, pupuk, pendidikan, bahkan mental kita sendiri.
Untuk melawan penjajah berdarah dingin itu, kita harus memulai dari sesuatu yang kecil seperti menggunakan produk asli kita sendiri. Contoh kecil adalah benih lokal dan pupuk organik. Saya yakin kalau semua petani di nusantara menggunakan benih lokal dan pupuk organik, maka ekonomi petani lebih meningkat, kenapa tidak? Beras organik lebih mahal daripada beras yang beredar di pasaran dan bahkan yang menentukan harga pun petani sendiri.
Dunia organik adalah dunia petani, dunia yang selalu menghargai petani, dan tidak merusak alam nusantara. Jadi harapan saya, bagaimana petani memperjuangkan benih lokal dan pupuk organik. Karena hanya ke dua item inilah yang mampu menjaga keseimbangan dan kehijauan alam nusantara.
Maka, kita sebagai manusia nusantara dan manusia produk para petani sudah saatnya kita jujur terhadap diri sendiri untuk kembali jiwa kita sebagai produk lokalitas benih dan pertanian organik. Sejarah kita bukan sejarah luar negeri, sejarah kita adalah sejarah nusantara. Jadi kekayaan nusantara jangan sampai di hisap negara asing, hanya petani yang mampu menjaga keseimbangan alam. Bagaimana pun petani lebih mulia daripada presiden, MPR, DPR, para petinggi negara Indonesia, guru, dosen.


*Aktivias Sosial dan pemerhati Benih Organik di lembaga Bumi Indah Nusantara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura