Kau Bunuh Kata dengan Wajahmu
Diketinggian harap, engkau buat celah
Kau bunuh puisiku dengan sentilan
Dari dalam cermin kau lihat mata jernih
Pelan-pelan kuikuti selembar jejakmu di luar sana
Tapi aku belum paham mana yang bermakna puisi
Kuikuti dikedalaman sana
Untuk mencari cela kecil yang mungkin masih rapuh
Mungkin kubisa memperindah bangunanmu
Hari perhari wajahmu makin nyata dalam ingatan
Entah karena waktu masih menyimpan atau engkau masih menunggu
Wajah putih kau siramkan disuramnya malam
Tubuh lembut kau biarkan berlabuh di tiang senja
Berlabu di punggung keinginan
Tiap malam senyummu mengalir dengan rapi
Kusimpan diperapian untuk kesuburan hati ini
Entah kapan engkau membiarkan keikhlasanmu
Kau bunuh kata-kataku di tepi wajahmu
Kau biarkan jiwa luluh di samping senyummu
Kini, wajah itu bertepi dipangkuan
Berdialog tentang keberlanjutan
Tapi kemenungguan tetap jadi kemenungguan
Semua kata yang tak sempat aku sampaikan lewat
Pesan wajahmu
Senyum
Tingkah
Bunga
Atau sekedar kecupan kening
Pengok, 02 Juni 2010
Kau bunuh puisiku dengan sentilan
Dari dalam cermin kau lihat mata jernih
Pelan-pelan kuikuti selembar jejakmu di luar sana
Tapi aku belum paham mana yang bermakna puisi
Kuikuti dikedalaman sana
Untuk mencari cela kecil yang mungkin masih rapuh
Mungkin kubisa memperindah bangunanmu
Hari perhari wajahmu makin nyata dalam ingatan
Entah karena waktu masih menyimpan atau engkau masih menunggu
Wajah putih kau siramkan disuramnya malam
Tubuh lembut kau biarkan berlabuh di tiang senja
Berlabu di punggung keinginan
Tiap malam senyummu mengalir dengan rapi
Kusimpan diperapian untuk kesuburan hati ini
Entah kapan engkau membiarkan keikhlasanmu
Kau bunuh kata-kataku di tepi wajahmu
Kau biarkan jiwa luluh di samping senyummu
Kini, wajah itu bertepi dipangkuan
Berdialog tentang keberlanjutan
Tapi kemenungguan tetap jadi kemenungguan
Semua kata yang tak sempat aku sampaikan lewat
Pesan wajahmu
Senyum
Tingkah
Bunga
Atau sekedar kecupan kening
Pengok, 02 Juni 2010
Komentar