Tuhan Maha Bijaksana

Oleh: Matroni el-Moezany*

Malam itu aku berangkat dari kos, membawa buku Tafsir Sufi tulisannya Musa Kazhim, karena malam itu adalah malam diskusi rutin malam Jum’at. Aku, Hasan berangkat dari kos. Malam itu tak seperti biasanya, sepi. Kira-kira duapuluhlima menit berjalan, sampailah di tempat diskusi.
Cahaya lampu menyala dari tiap sudut, bintang terlihat indah, pohon, dan rerumputan ikut menyertai malam itu. Di sana sudah ada Faqih dan Arif yang sudah menunggu.
“Buku apa itu Ron”, Tanya Faqih
“Ya, ini buku pengantar untuk kita diskusikan, kata Arif kalau kita mau fokus diskusi masalah filsafat Islam, terutama Mullah Shadra, kita harus paham buku ini” Jawab Roni tegas.
Lalu Faqih membaca buku tersebut di bawah sinar lampu yang masih asyik menerangi malam. Cakrawala terang dan langit cerah membuat kami diskusi semakin hangat dan mengesankan. Seperti biasa, kami duduk melingkar.
“Sekarang mulai dari mana” Tanya Faqih
“Dari awal saja” jawab Tasim sebagai peserta aktif
“Dari bab pertama aja ya, biar langsung”
“Okey”
Bab pertama membahas masalah Sesuatu dan Wujud, dan Faqih baca sampai selesai bab pertama, lalu kita berdiskusi sambil minum teh dan rokok. Karena diskusi buku maka seperti itu setiap malam jum’at, ada yang membaca, ada yang mendengar dan bertanya, berdiskusi bareng.
Makna wujud di sini sama dengan sesuatu, segala perkara, segala hal, segala tindakan, segala sebab dam akibat, segala gagasan, dan acuan, segala angan-angan, dan segala lainnya. Konsep Wujud hadir dalam semua yang ada sebagai sesuatu dan ke-sesuatu-an. Inilah salah satu isi dari buku Tafsir Sufi.
Setalah semua terbaca, semuanya diam, memikirkan apa yang tadi dibacakan Faqih.
“Ayo” kata Faqih
“Apa ya, yang kita mau diskusikan kok susah, repot”
“Coba kita bawa ke dalam keseharian kita apa yang di baca tadi”
“Tak ada jawaban, semuanya diam, hanya suara-suara walang, pesawat, dan motor di jalan raya sana, mereka diam, merenungkan sesuatu itu apa”
Akhirnya Arif mau berbicara
“Begini, aku ingin bertanya, misalnya, Allah = ada, Faqih = ada, Rokok = ada, jadi jika di lingkari semua menjadi Ada. Kalau misalnya dikaitkan dengan konsep penciptaan bagaimana, kalau konsep penciptaan itu dari tiada menjadi ada, terus tadi saya katakan Allah juga ada, berarti Allah juga di cipta?
Diskusi semakin hangat, otak kita diperas untuk berpikir lebih radikal dan merenungkan.
Menurut saya, kata Tasim, kita tidak bisa menyamakan bagaimana manusia menciptakan sesuatu, dan Allah menciptakan sesuatu. Kalau kita menciptakan robot kita mungkin ingin dikuasai oleh robot, tapi dia hanya sebagai pembantu. Begitupun dengan Allah menciptakan manusia. Tidak mungkin kita menciptakan sesuatu kalau Sesuatu itu ingin menguasai kita. Bagaimana mungkin sama penciptaan kita sama dengan proses penciptaan Allah, bagaimana mungkin sesuatu yang terbatas, melawan sesuatu yang tak terbatas.
Dikedalaman keterdiaman, Roni berbicara pada Tuhan
“Tuhan, katanya engkau maha segalanya, coba engkau ciptakan Tuhan selain engkau”
“Ya, tidak mau”
“Kenapa, katanya engkau maha kuasa, maha bijaksana, dan maha di atas maha, tapi mengapa engkau tak mau menciptakan Tuhan lagi, berarti engkau tidak maha”
“Kalau aku jadi Tuhan, aku tidak mau menciptakan Tuhan, karena jika aku ciptakan Tuhan, aku jadi tidak maha kuasa lagi dong“ jawab Tasim
Okelah kalau begitu, karena aku maha bijaksana, maka akan kuturuti apa permintaanmu. Aku ciptakan Tuhan lagi.

Komentar

Unknown mengatakan…
cerpen ini telah memberikan pengetahuan baru pada saya mengenai apa yang ada dalam buku sufi yang belum saya baca. terimakasih...
Unknown mengatakan…
dengan cerpen telah membantu saya menemukan pengetahuan yang baru, mengetahui isi buku sufi yang belum saya bacanya.terimakasih.....
Ladang Sunyi mengatakan…
sip, ok, sama-sama, terus membaca ya Ma
Unknown mengatakan…
ok kakak.aku akan terus membaca
dan juga menulis
dan juga berdiskusi
dan juga yang lain yang bisa berfanfaat
Ladang Sunyi mengatakan…
ok2 sama-sama,, pesanku satu,, jangan berhenti membaca dan menulis
yang bermanfat misalnya apa? pacaran ?
Unknown mengatakan…
baru lihat...
salah satunya mungkin iya pacaran

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani