Terakhir di Kaligalang

Senja ini aku pulang
Setelah selesai mengurai jejak keberlanjutan

Aku pulang untuk membakar kesemuan
Entah dengan apa,
Apakah dengan api atau cinta

Namun keterbakaran itu
Tak meninggalkan apa-apa termasuk debu

Aku jadi bingung.
Padahal sentuhan itu mulai ada
Mengericik di tepian mimpi

Aku pun sampai
Di tempat perjuangan melawan kata-kata
Melawan segala arus cinta
Melawan misteri kehidupan yang membara

Selama 50 hari aku tercengang
Menikmati sentuhan-sentuhan
Senyum kecil penuh makna
Silaturrahmi lebih dalam
Hanya untuk satu huruf dalam sejarah

Di sana aku masih menyimpan rasa
Menyimpan bahasa
Menyimpan cinta

Ooo… surau-surau
Berikanlah satu jembatan untuk kata
Agar aku tetap berada dalam cinta

KP. Kaligalang, 30 April 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugu Yang Keras Ta’ Akerres

BIOGRAFI PENYAIR MATRONI MUSERANG

Kelebihan Puisi dan Filsafat