Pertama di Kaligalang
Hutan sejuk tanah basah menggiring imaji
Membuka tempat asing yang tak terlupakan
Kuraba setitik demi setitik suasana desa
Yang menyimpan ribuan suara
Di langkah lintasan air bersih, kami duduk di mushala
Melepas lelah, mencari data untuk darah ruang gerak
Kami pun berkata pada kelapa, pada bunga, pada rerimbun kesejukan
Sawah hijau, tumbuhan rimbun menata Kaligalang
Memberikan suguhan ramai
masjid bertetangga sawah biru
Sepi, dingin membahu antara suara-suara asing
Menyelinap membawa kabar baru
Kuraba pelan-pelan dengan imaji
Kurasakan hawa sejuk membaru
Culas-culas surau mengalir seperi kali
Tak kusangka imaji menyimpan sepi
Dalam kesunyian bidadari
Entah kapan aku harus menjaga
Selama waktu selama baru
Untuk melebur jadi satu dalam diri
Kemudian lahirlah satu huruf sejarah
Yang tercatat di dinding hati
Kulon Progo, 26 Februari 2010
Membuka tempat asing yang tak terlupakan
Kuraba setitik demi setitik suasana desa
Yang menyimpan ribuan suara
Di langkah lintasan air bersih, kami duduk di mushala
Melepas lelah, mencari data untuk darah ruang gerak
Kami pun berkata pada kelapa, pada bunga, pada rerimbun kesejukan
Sawah hijau, tumbuhan rimbun menata Kaligalang
Memberikan suguhan ramai
masjid bertetangga sawah biru
Sepi, dingin membahu antara suara-suara asing
Menyelinap membawa kabar baru
Kuraba pelan-pelan dengan imaji
Kurasakan hawa sejuk membaru
Culas-culas surau mengalir seperi kali
Tak kusangka imaji menyimpan sepi
Dalam kesunyian bidadari
Entah kapan aku harus menjaga
Selama waktu selama baru
Untuk melebur jadi satu dalam diri
Kemudian lahirlah satu huruf sejarah
Yang tercatat di dinding hati
Kulon Progo, 26 Februari 2010
Komentar