Hujan Malam

Malam menjerit
Karena lupa mengucapkan ba’
Teriakan melengking jauh
Tak mampu kupegang
Karena terlalu kecilnya nilai kemanusiaan

Tubuhku bergetar
Trauma akan sejarah buram
Yang menimpa kota asal

Tak satupun huruf kubacakan
Di tengah curam kenistaan
Biarkan itu membawanya

Karena memang sulit memaknai
Satu huruf dalam hidup, tapi
Akankah ketersulitan diri merusak aliran darah
Mengotorkan kejernihan jiwa?

Mari kita bermain bersama

15 Februari 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura