Dua Ekor Pemangsa

Dua ekor pemangsa kau dan kami
Kami hidup dikeseburan hutan, kau gusur
Kau bakar hutan kami, hanya untuk pasar modern

Dua ekor pemangsa itu tak mendengar
Apakah karena kami terlalu kecil tak terlihat?
Mereka senang, tertenyum penuh makna panjang
Menghabiskan uang untuk kami
Itulah yang membuat kami longsor dan mati

Pasarku telah di gusur
Hanya untuk kau
Gunakan sendiri

Diri kami hancur
Tak menemukan lagi air
Tak menemukan tanah akar menjalar
Tanah kami sudah beton-beton

Dua ekor pemangsa
Membuat banjir dan bencana
Kami menjadi korban keangkuhan
Dan tidur dengan tanah ber-air
Berlumpur dan bercampur

Dua ekor pemangsa itu diam
Tak peduli pada kami
Rumah kami, tanah kami, tubuh kami
Semua hancur karena kau

Membiarkan hidup dengan sesak
Membiarkan hidung kami ber-air
Tak bisa bernafas
Kering daun ini
Roboh tubuh ini
Hanya karena kebutaanmu


Yogyakarta, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura