Patung di Tengah Hujan

Hujan rintik tak menghadang
Bagiku menyentuh patung-patung di pinggir jalan

Engkau sampaikan pesan
Lewat sepi malam itu yang dilekatkan
Semua orang menyukainya
Mendukumentasi, menyimpan
Dalam indera-indera keabadian

Patung-patung kuning keemasan
Membasahi mata-mata tajam di surau-surau tepi

Semakin mewaktu malam itu
Semakin deras hujan mengundang patung-patung
Semakin bersih wajahnya, entah dengan mata-mata

Disiratkan wajah-wajah pahlawan
Menyuarakan rekaman masa lalu
Di benak waktu, tak terjawab seperti yang tertulis sejarah

Kata-kata masih kasihan terhadap kita
Karena ia masih menyimpan rasa
Untuk kebersamaan dalam meraih masa-masa
Di kemudian hari

kini hanya sebatas hampa
yang mengurung wajah-wajah mereka
menyimpan untuk di jual

kenapa aku harus bertanya seperti itu
aku tak mampu untuk menjawab
karena ketika aku harus menjawab
semua sudah terjual rapi

masihkah aku mempertahankan
untuk kemenjawaban kata-kata
yang sudah tertata dengan diri sendiri

Yogyakarta, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura