Mengapa Janjimu Kosong

Setelah sekian lama menjadi manusia biasa
Engkau kini belajar menaiki mobil mewah
Tak peduli uang siapa yang dibelikan

Langit engkau cakar dengan senyum
Dirimu engkau lukai dengan janji
Angin pun engkau kotori dengan wacana

Sebuah nama yang terluka
Negeri yang terasa asin dari keringat
Seperti laut yang selalu pada setia pada darat

Seribu pulau terkapar
Seribu jurang tergali
Berjuta anak-anak lapar
Dirimu enak-enak dengan kursi keemasan

Sudah saatnya negeri ini terluka
Dengan kasus tak berhala
Kalian sudah diberhalakan dengan kekuasaan
Di gilakan oleh kekuasaan
Padahal itu semua adalah palsu

Kepalsuan yang mereka duduki
Tak memiliki makna apa-apa
Selain hanya permainan-permainan belaka

Aku tidak heran kalau dirimu
Tak bertanggungjawab
Karena yang menjadi daging bukanlah pengabdian, tapi
Keserakahan dan keserakahan di atas segalanya

Biarkan langit melihat dengan muram
Biarkan laut keruh dengan keringat
Biarkan angkasa penuh asap
Biarkan bangsa penuh maling, tapi
Yang tak perlu dibiarkan
Adalah pengabdian akan diri dan sesuatu

Yogyakarta, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura