Jejak Waktu yang Terlupakan
Seribu atau lebih engkau merangsang masa
Menjejakkan sebagai semesta
Kobaran keringat tak jua kau ingat
Semangat kata kau buang-buang
Walau hari-hari engkau bersama
Tak lupa masa silam yang tertulis waktu
Dengan nada lembut
Kusambut senyum indah
Di alirkan lewat cela-cela airmata
Engkau tak merasa kalau jiwa ini retak
Dengan mengingat jejak waktumu
Engkau masih rela senyum indah
Walau diri ini retak seretaknya
Keseharian kau isi bersama
Aku tak tahu
Apakah jiwamu terasa bersemayam untukku
Duduk beriringan, berjalan, dan melihat waktu berdua
Hingga engkau merengkuh mimpi
Dan menjadi semangkuk kata-kata
Marilah lihatlah hati ini,
Sambil sesekali membuai aroma angkasa
Yang hampir menguning
Inilah aku
Untuk jiwamu yang kosong
Aku berjejak dengan bingung
Berlari, mendaki, dengan cepat
Hanya untuk mendapatkan satu cela dalam diri
Meluangkan waktu sebagai bentuk
Kemenyatuan rasa dengan aku
Sekarang engkau tahu
Mengapa aku lupa
Menghidupkan waktu
Yogyakarta, 2010
Menjejakkan sebagai semesta
Kobaran keringat tak jua kau ingat
Semangat kata kau buang-buang
Walau hari-hari engkau bersama
Tak lupa masa silam yang tertulis waktu
Dengan nada lembut
Kusambut senyum indah
Di alirkan lewat cela-cela airmata
Engkau tak merasa kalau jiwa ini retak
Dengan mengingat jejak waktumu
Engkau masih rela senyum indah
Walau diri ini retak seretaknya
Keseharian kau isi bersama
Aku tak tahu
Apakah jiwamu terasa bersemayam untukku
Duduk beriringan, berjalan, dan melihat waktu berdua
Hingga engkau merengkuh mimpi
Dan menjadi semangkuk kata-kata
Marilah lihatlah hati ini,
Sambil sesekali membuai aroma angkasa
Yang hampir menguning
Inilah aku
Untuk jiwamu yang kosong
Aku berjejak dengan bingung
Berlari, mendaki, dengan cepat
Hanya untuk mendapatkan satu cela dalam diri
Meluangkan waktu sebagai bentuk
Kemenyatuan rasa dengan aku
Sekarang engkau tahu
Mengapa aku lupa
Menghidupkan waktu
Yogyakarta, 2010
Komentar