Politik tanpa Moral

Masyarakat kita saat ini adalah masyarakat pasar, atau masyarakat komersial. Cirinya adalah pembagian kerja yang terinci secara rasional, penghormatan akan hal milik pribadi, dan pengejaran kepentingan pribadi.
Bernard de Mandeville melukiskan masyarakat sebuah kolom lebah. Di dalam masyarakat lebah, sumbangan-sumbangan seekor lebah individu bermanfaat bagi keseluruhan koloni lebah. Jadi pada masyarakat manusia, individu-individu yang mengejar kepentingan dirinya sekalipun akan menghasilkan manfaat bagi masyarakat sebagai keseluruhan. Masyarakat Indonesia saat ini, malah sebaliknya mengejar dirinya untuk kepentingan dirinya sendiri. Sebenarnya kita masih kalah terhadap masyaralat lebah.
Tidak heran jika Indonesia seperti ini, karena memang manusia Indonesia masih banyak di belenggu nafsu-nafsu egoistik. Inilah sebenarnya sangat naïf. Andai saja masyarakat kita memiliki rasa simpati yang menyebabkan individu bisa membayangkan dirinya berada pada posisi orang lain.
Dalam bidang ekonomi, pemerintah harus mengambil sikap yang tegas untuk membatasi seminimal mungkin kontrolnya atas pasar. Dengan kebebasan yang cukup untuk mengejar kepentingan diri pencapaian tujuan pribadi itu akan memberi sumbangan bagi kesejahteraan rakyat umum.
Terjadinya masyarakat dengan ditetapkannya hal milik pribadi. Hak milik pribadi inilah yang menjadi biang keladi ketidaksamaan sosial dan lenyapnya kesederhanaan manusia sedangkan publik dengan sengaja membuat rakyat menderita karena ketidaksamaan ini. Kalau pun politik menciptakan kesamaan, misalnya kesamaan di antara para penguasa. Kesamaan itu adalah hasil korupsi keadaan, maka menghasilkan derita belaka.

Catatan Harian, Matroni el-Moezany

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Pentingnya Etika Memilih Guru dalam Keilmuan