Murtad

puisi ini kupersembahkan pada orang-orang yang belum mengenal Tuhan

Tuhan..
semua yang bergerak, gelombang yang menerpa,
nyawa yang menghidupkan, gempa yang melanda, sadarku ini, kata ini,
bukan karena adamu
itu sebuah pilihan

pilihan tanpa tanganmu
pilihan membuang makna
pilihan kosong dari rasa
semua adalah pilihan, tapi
dimanakah pilihan untuk diri

seribu jalan belum menjadi impian
dari tepi jejak keinginan
diperjalanan hari yang tak terangkai
walau matahari terbit tiap hari
serasa hanya kebiasaan di pagi hari, tanpa merasakan hangatnya kopi

engkau baca kata-kata dalam buku
engkau baca teman yang menderita,
engkau baca seluruh isi semesta, tapi
engkau belum baca satu huruf dalam diri

keterbacaan yang tak diiringi teman jejak
membuahkan rona-rona kebisuan
keterbukaan langit menjadi sempit
untuk di telusuri rinai-rinai kelembutan

sudah sampaikah engkau di puncak gunung kematian?

Apakah yang membuat impian ini tercapai?
Seribu cahaya berlalu
Menginjakkan pulau pasir yang putih
Tapi belum kau temui pencarian dalam kata-katamu

Yogyakarta, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

SADAR, MENYADARI, KESADARAN

Matinya Pertanian di Negara Petani