DISKUSI ROTIN MALAM JUM’AT*

Catatan oleh: Matroni el-Moezany

Karena teman-teman sadar bahwa “yang memalukan bukanlah ketidaktahuan, melainkan ketidakmauan untuk belajar” kata Plato, jadi teman-teman ingin belajar, walau kita hanya nyantai bareng diskusi.
Diskusi ini sudah berjalan dua tahun, walau hanya empat orang yang aktif mengukuti, tapi teman-teman tetap semangat, antara lain, Ali Agil, (Gus Agil), Muhammad Mu’tasim Billah (Tasim), Muhammad Ali Faqih (Faqih), dan Matroni el-Moezany (Roni), inilah teman-teman yang masih aktif sampai sekarang.
Diskusi ini konsen di bidang filsafat. Tidak formal alias ngobrol bareng (sharing bersama), kalau menurut bahasa teman-teman curhat.
Pada sebuah ketika, pada tanggal 10-12-2009, pada malam jum’at, setelah teman-teman males, tapi kita tetap datang di tempat diskusi, ya, tempatnya di Multipurpose (MP) UIN setiap malam jum’at, teman-teman mengalami kegelisahan bersama; misalnya mereka bertanya tentang:
Setelah ngobrol panjang lebar Gus Agil bilang bahwa stress memiliki potensi untuk cerdas, tapi mampu untuk mengontrol. Lanjut dia sesuatu yang tidak memiliki rasa akan membuat kita bosan.
Kegelisahan teman-teman
Mengapa kita selalu mengagungagungkan teorinya orang lain, sementara kita lupa terhadap tradisi kita sendiri?
1. Ada yang menjawab karena kita mental kontinental alias mental daratan.
2. Mengagungkan bara dari segi ilmu budaya.
3. Mengapa kita tidak melakukan kritik terhadap budaya kita sendiri?
4. Mengapa kita tidak sadar kalau ada manipulasi pengetahuan
5. Terlalu mencari kejayaan masa lalu, katanya Agil kita terlalu bersikap romantisme yang berlebihan yang kemudian akan menutup mata
6. Kita harus menggali indentitas nusantara, kemudian kita bagaimana menyikapinya?
7. Negera maritim, bagaimana sih sebenarnya negara maritim.


*Diskusi malam jum’at tanggal 10-12-2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

SADAR, MENYADARI, KESADARAN

Matinya Pertanian di Negara Petani