Antarkan Aku Pada Langit

Antarkan aku pada langit
Untuk menyampaikan keterlukaan
Untuk menyampaikan pesan tunggal
Sebagai imbalan malam-malam

Keringat mulai terasa
Angin pun membelai basah
Tak kuasa menyiram keringnya bulan di dada

Setelah mendekati langit
Bintang tak memberiku jalan
Karena kami terlalu banyak daun kering yang belum tersapu

Angin membawaku dari tempat berisik
Hanya pemimpi sejati bisa menembus langit
Menerangkan luka-luka
Dalam persemayaman sunyi-sunyi

Padahal serumpun pesan itu
Menginginkan jawaban ternilai
Hanya ingin tahu, lalu pergi menyampaikan dan membaca lagi

Jogja, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Pentingnya Etika Memilih Guru dalam Keilmuan