Embu’ *

Embu’
anakmu kini tak berdaya
Oleh balutan darah kental yang melingkupi jiwa
Seperti mendung ingin hujan membanjiri luka-luka

Kisah waktu selama bertahun-tahun aku kosongi
Hanya hegemoni kata yang tersaring rapi oleh bibir-bibir
Hingga di bawa semesta ini orang-orang dengan sendiri
Percaya kalau kata-kata adalah intelektualitasmu

Dari teks yang memberi kabar lewat satu bibir
Menjadi sejarah panjang dalam kesadaran jalanku
Semacam menentang aturan Tuhan
Hidupku itu

Embu’
Anakmu kini tak berdaya
Sudah banyak kata yang rusak
Maafkanlah peradabanku ini
Yang mentidakmanusiakanmu
Karena sudah terlanjur hujan maka, mandilah

Tiada waktu tanpa mandi
dengan awan tebal di jiwa
tanpa dosa-dosa jejak di kaki
semua itu karena ulahku sendiri

roni, hidanganmu terlalu lugu
untuk menjadi penyair besar
karena hanya sekecil kata engkau luangkan
menerima rasa yang terkalung di leher malam

Embu’ anakmu kemaren dilukai harta
yang tak lama akan mati dengan anakmu
sakit sekali, karena anakmu belum memiliki kata
untuk menjadi pelengkap jejak waktunya

Jogja, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura