Aku yang Bertanya

‘.....Di kesunyian yang lembut manja
Engkaukah yang berkata itu. Atau aku,
Bumi yang gempa itu, atau cakrawala yang gemetar, menggerakkan waktu
Tugu jogja sudah menjadi saksi, dan rumpun-rumpun beringin
Mengancam kabut, pernahkah engkau pikirkan pada senja berlalu?
Ketika tiba-tiba puisiku bergema, atau kata-kata itu sendiri mencarimu
Untuk matahari yang tak tersisa

Sudahkah engkau baca “dirimu sendiri ketika engkau lapar”
Tentang bagaimana mencari makan dan kemudian membuang milik rakyat
Yang sangat engkau cintai. Anakmu misalnya. Cucumu misalnya.

Ketika malam terisi selalu gelap di ujung jalan menikung
Sementara engkau tak mampu meraba kegelapan
Untuk mengikis tongkatmu yang sudah rapuh
Bayang-bayang akalmu terasa sangat penting untuk engkau jalani

Banjar Barat, 18 Sep. 09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani