Separuh Perjalanan Puisi
Kami orang-orang kalah, menaruh hati pada semesta
Membujuk tuhan sebagai tempat meminta, dimana kami berada
Kami juga tak mengerti kalau ada makhluk bernama rasa
Dan semesta di lihat seperti tanda, tentu kami memiliki nama, tapi
Engkau tahu semesta dan tanda, keduanya sama dalam mata
Andai saja engkau ada cukup dengan rasa
Seperti kebanyakan orang, kami di sini seperti mereka
Kami juga merasakan lapar, haus, tidak punyak uang
Kami ingin sekali duduk bersama presiden, makan darinya
Agar keterlaparan ini menjadi terisi dengan janji-janji
Kami bermimpi mencintai
Tapi tak ada kuasa menjalin kebaikan, hanya kerusakan
Yang kami rasakan selama ini
Apakah kami memang tidak diakui sebagai kami?
Kami hanya bertanya, tanpa berharap jawaban
Dari siapa pun, termasuk tuhan sendiri
Kami lengkap berkata bersama puisi
Kami cukup bertahan dalam kata
Kami cukup berdarah dalam peperangan
Kami cukup sendiri,….?
Yogyakarta, 3 Juli 2009
Membujuk tuhan sebagai tempat meminta, dimana kami berada
Kami juga tak mengerti kalau ada makhluk bernama rasa
Dan semesta di lihat seperti tanda, tentu kami memiliki nama, tapi
Engkau tahu semesta dan tanda, keduanya sama dalam mata
Andai saja engkau ada cukup dengan rasa
Seperti kebanyakan orang, kami di sini seperti mereka
Kami juga merasakan lapar, haus, tidak punyak uang
Kami ingin sekali duduk bersama presiden, makan darinya
Agar keterlaparan ini menjadi terisi dengan janji-janji
Kami bermimpi mencintai
Tapi tak ada kuasa menjalin kebaikan, hanya kerusakan
Yang kami rasakan selama ini
Apakah kami memang tidak diakui sebagai kami?
Kami hanya bertanya, tanpa berharap jawaban
Dari siapa pun, termasuk tuhan sendiri
Kami lengkap berkata bersama puisi
Kami cukup bertahan dalam kata
Kami cukup berdarah dalam peperangan
Kami cukup sendiri,….?
Yogyakarta, 3 Juli 2009
Komentar