Petani Tembakau
Engkau melindungi dari haus, lapar,
Atau kekurangan uang,
Ketika cahaya matahari berkelana dari langit
Terlihat kicau bahagia
Penghujung agustus berkemas
Hari-hari serumpun bibir tembakau
Menetas di pojok pipi, pahit
Tanpa rasa kecewa
Helai demi helai tanggal
Tumbuh subur tanpa was-was
Siap menyergap senyum
Menanti waktu di puncak hari
Engkau ingin terjaga
Tubunya letih lelah pecah
Kini engkau menjadi padepokan baru
Di saku warna rambu-rambu
Aku tak tahu harus di beri nasihat apa
Uang di buat cuci tangan
Mengulur sutra dari keringat
Di setengah bunyi tulang demi menangkap naluri
Menemukan rumah kebahagiaan
Diam-diam tersenyum penuh makna
Terkubur di tengah keringat tembakau tua
Yang menjanjikan kenangan makna
Persis waktu lalu
Ketika masa kini terlihat ranum
Tembakau harapan bagi kami
Tak berbiji senyum atau permata
buta atau engkau melihat
sejenis bayang-bayang
Yang terselip oleh hasil sinar yang agak samar
Yogyakarta, 10 Juli 2009
Atau kekurangan uang,
Ketika cahaya matahari berkelana dari langit
Terlihat kicau bahagia
Penghujung agustus berkemas
Hari-hari serumpun bibir tembakau
Menetas di pojok pipi, pahit
Tanpa rasa kecewa
Helai demi helai tanggal
Tumbuh subur tanpa was-was
Siap menyergap senyum
Menanti waktu di puncak hari
Engkau ingin terjaga
Tubunya letih lelah pecah
Kini engkau menjadi padepokan baru
Di saku warna rambu-rambu
Aku tak tahu harus di beri nasihat apa
Uang di buat cuci tangan
Mengulur sutra dari keringat
Di setengah bunyi tulang demi menangkap naluri
Menemukan rumah kebahagiaan
Diam-diam tersenyum penuh makna
Terkubur di tengah keringat tembakau tua
Yang menjanjikan kenangan makna
Persis waktu lalu
Ketika masa kini terlihat ranum
Tembakau harapan bagi kami
Tak berbiji senyum atau permata
buta atau engkau melihat
sejenis bayang-bayang
Yang terselip oleh hasil sinar yang agak samar
Yogyakarta, 10 Juli 2009
Komentar