Irama Yang Menciptakan Tuhan

Tak ada untuk ditulis
Sementara ruang yang engkau cari belum ketemu
Tapi mengapa tiap engkau karyakan kata
Irama menjela buah semesta
Tuhan-tuhan bermain bersama
Menikmati irama yang aku ciptakan

Musik terus bergema
Mengisi kekosongan
Melahirkan biji hujan

Kiranya cukup sekali engkau rasakan
Irisan musik yang begitu runcing
Hingga engkau tak kuasa menahan bersitan-bersitan
Atau engkau lawan seperti asap di waktu pagi

Tapi engkau tak yakin
Bila tuhan tidak mempersilahkan
Engkau melewati hutan yang tidak kau kenal
Jalan yang begitu jerit nesnapa
Sakit yang mengiris perut tuhan
Semua tercermin sebagai jeda jejak kaki pecah
Karena terlalu jauh untuk mengisahkan tuhan
Sementara kita hanya daun kecil yang tak bisa menjadi kaca

Sapen, 15 Juli 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani