Irama Kaki

Seperti perjalanan irama
Yang sedang mencari arah belantara
Dia sendiri seperti api
Yang tergoyang waktu karena malu

Sementara angin hanya duduk menanti rindu
Dikediaman yang tak pernah kulupa
Menangisi luapan luas semesta
Yang tergiring seperti rasa pada kita

Itulah sebagian tubuhku yang mencari
Melintasi irisan ilalang dan keruncingan malam
Tapi irama itu masih tetap berbunyi dikejauhan sana
Mengusikku dari jauh agar bunyi kucicipi

Irama itu semakin jauh kudengar
Entah karena kaki ini enggan berjejak
Atau irama terlalu sendu dan natural, hingga
Kemenyatuan tak lagi dicelakan sebagai pemisah
Antara irama dan jejak kaki

Yogyakarta, 12, Juli 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani