Catatan Cahaya Bulan

Aku ingin malam ini meluangkan waktu
Mencatat cahaya bulan

Aku tak yakin semua orang melihat
Bahkan merasakan ada cahaya

Karena ada tumpahan lain
Yang mengergap sepenuh-penuh
Lewat waktu yang tak disadari

Padahal malam ini hanya tanda
Bahwa temanmu yang masih gila

Sedangkan aku ingin melanjutkan kisah cinta
Sebagai malam cahaya untuk rasa

Semua sudah terlanjur terjulur tersungkur
Bersama waktu yang terkapar surau-surau

Baris di tubuhmu menjadi tanda
Kerbersamaan di pulau bunga-bunga

Engkau sungguh setia
Menguras segala waktu di jiwamu

Kubaca bersama baris cahaya di cela awan kedinginan
Disaksikan para sosiolog malam
Yang menghamili teori realitas untuk puisi

Ternyata hanya dingin mengantarkan
Lewat bunyi bulan yang mengusik perhatian

Sementra dingin tubuh tak mampu
Menghirup api lajang di kening kemesraan

Padahal berlama-lama menjadi pertapa
bayang-bayang di atas batu hitam mencekam garam

Kini temanmu bertanya
Masihkah engkau menyimpan cerita kelaparan
Di ruang sepi sehingga engkau bisa bertanya
Pada siapa catatan bulan terbagi

Pengok, 9 Juli 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matinya Pertanian di Negara Petani