Sepanjang Perjalanan Matahari

Air mata diteteskan
sedang lembaran tales
hijau diranting kering
mengalir kebasahan
menyocok hati yang letih
Di simpang jalanan
sampah harum buat tikus dan lalat
matahari cuma bisa meredamnya
dari atas sana
juga harum bagi rekuh
untuk isap gula nikmat yang tertanam
didalamnya
mentari mengolok-olok
diwaktu meraih tiada lapar dan haus

Yogyakarta, 2005

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Kegelisahan di Bulan Kemerdekaan

Matinya Pertanian di Negara Petani

Celurit, Simbol Filsafat Madura